Peneliti ini Tawarkan Cara Ukur Spiritualitas yang Lebih Inklusif dan Lintas Budaya
Dalam terobosan penting untuk ilmu psikologi dan studi agama, dua peneliti dari University of Hong Kong, David Y. F. Ho dan Rainbow T. H. Ho, telah mengusulkan pendekatan baru untuk mengukur spiritualitas secara lebih universal dan lintas budaya. Temuan mereka dipublikasikan dalam Review of General Psychology edisi 2007.
Studi ini berusaha menjawab tantangan lama dalam penelitian spiritualitas: bagaimana mengukur sesuatu yang sering dianggap abstrak, personal, dan sangat dipengaruhi oleh budaya.
Spiritualitas Bukan Hanya Soal Agama
Salah satu poin kunci yang ditekankan dalam penelitian ini adalah perbedaan mendasar antara spiritualitas dan religiusitas. “Spiritualitas lebih berkaitan dengan pencarian makna hidup, nilai-nilai inti, dan refleksi diri, sementara religiusitas sering kali terikat pada praktik dan keyakinan agama tertentu,” jelas David Ho. Artinya, seseorang bisa sangat spiritual tanpa beragama, dan sebaliknya.
Tiga Ciri Spiritualitas yang Universal
Para peneliti mengidentifikasi tiga ciri utama spiritualitas yang dapat diterima secara luas, terlepas dari latar belakang budaya atau agama:
Pencarian Eksistensial – Pertanyaan mendalam tentang hidup, mati, dan tujuan hidup.
Nilai-Nilai Pokok (Kardinal) – Spiritualitas menjadi fondasi nilai yang memengaruhi semua aspek kehidupan.
Kesadaran Diri dan Metakognisi – Kemampuan untuk merefleksikan diri sendiri dan keberadaan diri.
Strategi Pengukuran yang Inovatif
Kendala terbesar selama ini adalah bagaimana “mengukur” pengalaman spiritual yang sangat personal dan sering tidak terucapkan. Menanggapi ini, studi ini menawarkan sejumlah strategi:
Mencari Kesamaan Nilai – Mengambil intisari nilai spiritual dari berbagai tradisi, seperti cinta kasih universal, kerendahan hati, dan penerimaan terhadap penderitaan.
Metode Pengukuran Non-Tradisional – Tidak hanya mengandalkan kuesioner, tetapi juga menggunakan jurnal pribadi, analisis gambar, musik, gerakan, laporan orang terdekat, dan bahkan data fisiologis.
Kelompok yang Sering Terlupakan
Studi ini juga menyoroti minimnya perhatian penelitian terhadap kelompok ateis dan Muslim dalam konteks spiritualitas. Padahal, banyak ateis yang tetap menjalankan nilai-nilai spiritual tanpa melibatkan kepercayaan pada Tuhan. Sementara itu, pemahaman spiritualitas dalam Islam sering disalahtafsirkan akibat stereotip dan bias global.
Mengapa Ini Penting?
“Dunia semakin terhubung, tetapi penelitian spiritualitas masih terlalu berpusat pada perspektif Barat dan Kristen,” tulis para peneliti. Pendekatan yang lebih inklusif dan sensitif budaya ini diharapkan dapat memajukan dialog antaragama, meningkatkan konseling kesehatan mental, dan memperkaya pemahaman kita tentang apa artinya menjadi manusia.
Studi ini tidak hanya relevan bagi akademisi dan praktisi kesehatan mental, tetapi juga bagi siapa saja yang tertarik pada topik spiritualitas, makna hidup, dan harmoni global.
Sumber:
Ho, D. Y. F., & Ho, R. T. H. (2007). Measuring Spirituality and Spiritual Emptiness: Toward Ecumenicity and Transcultural Applicability. Review of General Psychology, 11(1), 62–74.
Tips: Cara Menggunakan Google Search Preview
Untuk menggunakan Google Search Preview di artikel Anda:
Langkah-langkah:
- Klik tombol 'G' di toolbar editor Blogger
- Cari topik terkait artikel Anda
- Pilih hasil yang relevan
- Sisipkan ke dalam artikel
- Edit sesuai kebutuhan
Kata kunci yang direkomendasikan untuk PsikoSpiritual:
- MBTI personality types
- Carl Jung archetypes
- Enneagram test
- Life Path Number
- Zodiac signs dates
- Chinese zodiac animals
- Balinese calendar Pawukon
- Feng Shui 2024
