Weton adalah sistem penanggalan tradisional Jawa yang menggabungkan dua siklus waktu: saptawara (siklus 7 hari) dan pancawara (siklus 5 pasaran). Konsep weton telah menjadi bagian integral dari budaya Jawa selama berabad-abad dan digunakan untuk berbagai keperluan spiritual dan praktis.

Dalam filosofi Jawa, weton bukan sekadar penanggalan, tetapi representasi dari energi kosmis yang mempengaruhi kehidupan manusia. Setiap kombinasi hari dan pasaran memiliki neptu (nilai numerik) tertentu yang diyakini mempengaruhi karakter, nasib, dan jalan hidup seseorang.

Mengetahui weton kelahiran dapat memberikan wawasan tentang:

• Pemahaman Diri - Mengenal karakter dan potensi bawaan sejak lahir

• Petunjuk Hidup - Arahan dalam mengambil keputusan penting

• Harmonisasi - Menjaga keseimbangan dengan alam dan kosmos

• Spiritualitas - Menghubungkan dengan warisan leluhur Jawa

Perhitungan weton didasarkan pada penjumlahan neptu (nilai numerik) dari hari dan pasaran kelahiran:

Nilai Hari (Saptawara):
Minggu=5, Senin=4, Selasa=3, Rabu=7, Kamis=8, Jumat=6, Sabtu=9

Nilai Pasaran (Pancawara):
Legi=5, Pahing=9, Pon=7, Wage=4, Kliwon=8

Rumus: Neptu = Nilai Hari + Nilai Pasaran

Contoh: Jika lahir hari Senin Pon → Neptu = 4 + 7 = 11

Neptu yang dihasilkan (5-17) kemudian diinterpretasikan untuk meramal berbagai aspek kehidupan sesuai dengan kitab primbon Jawa kuno.